Jumat, 09 November 2012

Persendian Charcot


Penyakit Jaringan Ikat Campuran
Persendian Charcot (Penyakit Sendi Neuropatik)

Penyakit Jaringan Ikat Campuran

Penyakit Jaringan Ikat Campuran adalah sekumpulan gejala yang mirip dengan beberapa penyakit jaringan ikat, seperti Lupus Eritematosus Sistemik, Skleroderma, Polimiositis dan Dermatomiositis.

Sekitar 80% kasus ini menyerang wanita dan biasanya terjadi pada usia 5-80 tahun.

PENYEBABPenyebabnya tidak diketahui, diduga merupakan suatu reaksi autoimun.

GEJALA
Gejala-gejalanya berupa:

1. Fenomena Raynaud (tangan dan kaki berbintik putih dan terasa nyeri bila kedinginan)
2. Artritis atau nyeri sendi 3. Pembengkakan tangan
4. Kelemahan otot-otot
5. Kesulitan menelan
6. Heartburn(rasa terbakar/rasa panas di dada)
7. Sesak nafas.

Fenomena Raynaud bisa mendahului gejala-gejala lainnya selama beberapa tahun sebelumnya.
Fenomena Raynaud

Tanpa menghiraukan bagaimana awalnya, penyakit ini cenderung memburuk dan gejala-gejalanya menyebar ke beberapa bagian dari tubuh.
Tangan sering sangat membengkak, sehingga jari-jarinya tampak seperti sosis.

Kemerahan kulit yang berbentuk kupu-kupu dan agak keunguan, timbul di pipi dan hidung.
Juga bisa timbul bercak kemerahan pada buku-buku jari, pewarnaan ungu di kelopak mata dan pembuluh balik (vena) yang memberi gambaran laba-laba di muka dan tangan.

Rambut menipis dan bisa terjadi perubahan kulit yang mirip dengan skleroderma.
Sebagian besar penderita mengalami nyeri sendi dan 75% dari penderita mengalami peradangan dan nyeri yang mirip dengan artritis.

Penyakit ini merusak serat-serat otot, sehingga otot terasa lemah dan sakit, terutama otot bahu dan panggul.
Meskipun biasanya kerongkongan ikut terinfeksi, tetapi jarang menyebabkan kesulitan menelan dan tidak menimbulkan nyeri.

Cairan bisa terkumpul di dalam atau di sekeliling paru-paru.
Pada beberapa penderita, gangguan fungsi paru-paru merupakan masalah yang paling serius, menyebabkan sesak nafas selama penderita melakukan aktivitas dan mempengaruhi kerja jantung.

Kadang-kadang jantung melemah, menyebabkan kegagalan jantung.
Kegagalan jantung mengakibatkan penimbunan cairan, sesak nafas dan kelemahan.

Kerusakan pada ginjal dan saraf hanya terjadi pada 10% kasus, dan biasanya bersifat ringan.

Gejala lainnya bisa berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri perut dan suara serak yang menetap.
Bisa timbul sindroma Sj?gren.
Sebagian besar penderita akan mengalami gejala-gejala yang lebih mirip dengan lupus atau skleroderma.

DIAGNOSA
Diduga suat penyakit jaringan ikat campuran, bila penderita menunjukkan beberapa gejala dari lupus eritematosus sistemik, skleroderma, polimiositis atau artritis rematoid; yang saling bertumpang tindih.

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi yang tidak biasa terhadap ribonukleoprotein, yang ditemukan pada hampir semua penderita penyakit ini.
Kadar tinggi dari antibodi ini tanpa adanya antibodi lain yang ditemukan pada lupus, merupakan petunjuk yang khas untuk penyakit ini.

PENGOBATAN
Pengobatannya mirip dengan lupus.

Kortikosteroid biasanya efektif, terutama jika penyakit terdiagnosis pada stadium dini.

Pada kasus yang ringan bisa diberikan aspirin, obat anti peradangan non-steroid lainnya, kuinakrin atau obat-obat yang serupa; atau kortikosteroid dalam dosis yang sangat rendah.
Makin berat penyakitnya, makin besar dosis kortikosteroid yang diperlukan.

Pada kasus yang berat, mungkin diperlukan obat-obat imunosupresan.

Secara umum, semakin berkembang penyakit ini, semakin besar kerusakan organ yang terjadi dan semakin kurang efektif pengobatannya.
Kerusakan kulit dan kerongkongan yang mirip dengan skleroderma, sangat tidak responsif terhadap pengobatan.

Periode bebas gejala bisa berlangsung selama beberapa tahun, dengan sedikit atau tanpa pengobatan kortikosterois yang berkelanjutan.


Persendian Charcot (Penyakit Sendi Neuropatik)

Persendian Charcot (Penyakit Sendi Neuropatik) merupakan akibat dari kerusakan saraf yang mengganggu kemampuan seseorang untuk merasakan nyeri yang berasal dari suatu sendi, sehingga luka kecil dan patah tulang berulang terjadi tanpa disadari, sampai cedera yang terkumpul, secara permanen merusak sendi.

Sejumlah luka, penyakit dan keadaan, seperti kencing manis, penyakit tulang belakang dan sifilis, bisa mencederai saraf yang mengantarkan sensasi ke sendi. Sebagai akibatnya, seseorang tidak dapat merasakan nyeri pada sendi yang terkena.

GEJALA
Diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum terjadinya kerusakan yang bisa menyebabkan kelainan fungsi sendi dan gejala-gejalanya.
Setelah gejalanya terjadi, penyakit ini akan berkembang sangat pesat sehingga sendi mengalami kerusakan dalam beberapa bulan.

Pada stadium awal, persendian Charcot sering dikelirukan dengan osteoartritis.
Kekakuan dan adanya cairan dalam sendi, sering terjadi.

Biasanya sendi tidak terasa nyeri atau tidak terlalu nyeri. Tetapi jika penyakit ini berkembang pesat, sendi bisa terasa sangat nyeri.
Biasanya sendi membengkak karena adanya cairan berlebih dan pertumbuhan tulang baru.

Sering terjadi kelainan bentuk, karena adanya patah tulang yang berulang, disertai peregangan dari ligamen yang menyebabkan tulang bergeser dari tempatnya.
Pecahan tulang bisa mengambang di sekeliling sendi, menyebabkan terdengarnya suara gemerisik jika sendi digerakkan.

Meskipun yang paling sering terkena adalah sendi lutut, tetapi penyakit ini juga bisa mengenai sendi manapun.
Pada penderita kencing manis (diabetes melitus), yang sering terkena adalah kaki.
Sendi yang terkena (biasanya satu dan tidak lebih dari 2 atau 3), tergantung dari lokasi kerusakan sarafnya.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan bila seseorang yang memiliki penyakit neurologis mengalami kerusakan sendi yang relatif tidak menimbulkan nyeri.

Gejala-gejala sendi biasanya timbul beberapa tahun setelah terjadinya kerusakan saraf.

Foto rontgen akan menunjukkan kerusakan sendi, yang sering berupa penumpukan/endapan kalsium dan pertumbuhan tulang abnormal.

PENGOBATAN
Kadang-kadang persendian Charcot bisa dicegah.

Pengobatan terhadap penyakit neurologis yang mendasarinya bisa memperlambat atau bahkan menghentikan perusakan sendi.
 
 

Gangguan Tangan


Sindrom Carpal Tunnel : Nyeri di Pergelanga Tangan...
Ganglia : Kista Simpul Saraf
Sindrom Bahu-Tangan
Sindrom Cubital Tunnel
Infeksi pada Tangan
Sindrom Radial Tunnel
Kelainan Bentuk Tangan

Sindrom Carpal Tunnel : Nyeri di Pergelanga Tangan

Sindrom Carpal Tunnel adalah rasa sakit yang menekan bagian syaraf yang melalui pergelangan tangan.

PENYEBAB

Sindrom carpal tunnel disebabkan bagian syaraf yang tertekan, di bagian telapak dari pergelangan tangan (daerah tersebut disebut carpal tunnel). Bagian tengah syaraf yang melayani ibu jari tangan. Tekanan tersebut terjadi ketika jaringan serat menjadi menumpuk dan membengkak karena berbagai macam sebab pada bagian telapak pada pergelangan tangan.

Sindrom carpal tunnel sering terjadi-khususnya pada wanita- dan dapat berpengaruh pada satu atau pada kedua tangan. Biasanya berisiko pada orang yang pekerjaannya memerlukan pergerakan pergelangan tangan terus-menerus, seperti penggunaan obeng. penyebab lain adalah penggunaan keyboard pada komputer yang posisinya tidak baik. Gerakan yang terus menerus (misalnya penggunaan berbagai macam alat) juga diklaim sebagai penyebab sindrom carpal tunnel. Wanita hamil dan orang yang menderita diabetes, kelenjar gondok jinak, gout, sendi rematik beresiko tinggi terkena sindrom carpal tunnel.

GEJALA

Gejalanya, berkaitan dengan tekanan syaraf, rasa tidak nyaman, kebas, rasa gatal, dan nyeri pada tiga jari pertama dari sebelah ibu jari tangan. kadangkala, terasa sakit dan terbakar atau rasa gatal pada lengan dan bahu. lebih terasa ketika penderita tidur karena cara tangan diposisikan. Seiring waktu, otot pada tangan di Gejalanya, berkaitan dengan tekanan syaraf, rasa tidak nyaman, kebas, rasa gatal, dan nyeri pada tiga jari pertama dari sebelah ibu jari tangan. kadangkala, terasa sakit dan terbakar atau rasa gatal pada lengan dan bahu. lebih terasa ketika penderita tidur karena cara tangan diposisikan. Seiring waktu, otot pada tangan di bagian ibu jari menjadi lemas dan menyusut sampai tidak bisa digerakkan (atrophy). bagian ibu jari menjadi lemas dan menyusut sampai tidak bisa digerakkan (atrophy).

DIAGNOSA

Diagnosa yang banyak dilakukan adalah memeriksa tangan dan pergelangan tangan yang terkena, sebelum operasi seorang dokter pertama-tama memperhatikan cara kerja syaraf untuk meyakinkan apakah yang menjadi penyebab sindrom carpal tunnel.

PENGOBATAN

Untuk penyakit ini pengobatan terbaik adalah menghindari posisi pergelangan tangan terulur atau menekan terlalu keras bagian syaraf. Mengikat pergelangan tangan untuk menopang tangan pada posisi normal (khususnya pada malam hari) dan mengatur sudut keyboard komputer dapat membantu. Pengobatan berdasarkan penyakit (seperti rheumatoid arthritis atau kelenjar tiroid kurang aktif) dapat membantu mengurangi gejala.

Suntikan cairan kortikosteroid ke dalam pergelangan tangan ada kalanya memberi rasa nyaman yang lama. Jika rasa sakit terjadi terus menerus atau jika pergerakan otot tidak berfungsi atau melemah, operasi adalah jalan keluar terbaik untuk membebaskan tekanan pada bagian syaraf. Ahli bedah akan memotong gumpalan jaringan serat yang letaknya menekan syaraf.

PENCEGAHAN

Letak keyboard yang benar

sindrom carpal tunnelPenggunaan keyboard komputer yang tidak benar menimbulkan sindrom carpal tunnel. Untuk menghindari luka tersebut, pengguna harus menjaga pergelangan pada posisi yang benar, yaitu, antara tangan dengan bahu harus lurus. tangan boleh lebih rendah daripada bahu. Tetapi tangan tidak boleh lebih tinggi, dan pergelangan tidak boleh menggantung. Keyboard letaknya harus selalu rendah, tangan dijaga supaya lebih rendah dari siku. Penyangga pergelangan tangan dipergunakan untuk menopang pergelangan tangan.


Ganglia : Kista Simpul Saraf


Ganglia (kista simpul saraf) adalah pembengkakan seperti agar-agar di tangan dan pergelangan tangan.

Ganglia biasanya terjadi pada orang berusia antara 20 dan 50 tahun. Wanita terkena 3 kali lebih sering dibandingkan pria. Daerah yang paling umum untuk terbentuknya ganglia adalah punggung (dorsal aspect) pada pergelangan tangan. Ganglia juga terjadi pada bagian depan pergelangan tangan (palmar aspect) dan pada bagian belakang jari, beberapa millimeter di belakang kutikula (dimana mereka juga disebut kista mucous).

PENYEBAB

Kenapa ganglia terjadi pada pergelangan tangan belum diketahui, meskipun mereka kemungkinan berhubungan dengan luka sebelumnya. Ganglia pada bagian belakang jari biasanya berhubungan dengan arthritis pada akhir lipatan tangan.

GEJALA

Ganglia kuat, mengelilingi atau bengkak seperti kantung berbentuk lonjong yang timbul dari permukaan kulit ; mengandung cairan bening, seperti agar-agar dan biasanya merupakan materi yang lengket. Biasanya sangat sakit tetapi kadang kala menyebabkan rasa tidak nyaman. Seorang dokter bisa segera membuat diagnosa dengan memeriksa tangan.

PENGOBATAN

Beberapa ganglia hilang dengan sendirinya, sehingga pengobatan tidak diperlukan. Meskipun begitu, jika mereka tidak tampak, menyebabkan rasa tidak nyaman, atau terus bertambah besar, materi berbentuk agar-agar di dalamnya bisa diangkat (pada 50 % penderita) dengan sukses oleh seorang dokter menggunakan jarum dan sebuah semprotan. Kadang kala cairan kortikosteroid disuntikkan setelah itu untuk lebih menghilangkan segala rasa tidak nyaman. Cara sederhana menghilangkan ganglia-letakkan tangan pada permukaan keras (seperti meja) dan pukul ganglia dengan buku yang besar – tidak disarankan; cara ini bisa menyebabkan luka dan tidak bisa diandalkan. Pada sekitar 50 % penderita, pengangkatan secara operasi kemungkinan diperlukan. Setelah operasi pengangkatan, ganglia kambuh pada sekitar 5 % orang.




Sindrom Bahu-Tangan


Sindrom bahu-tangan adalah salah satu jenis penyakit reflek otot simpatik ditandai dengan rasa sakit dan gerakan yang terbatas pada bahu dan tangan pada lengan yang terkena.

PENYEBAB

Penyebab temasuk luka (seperti jatuh pada tangan, rusaknya tulang pergelangan tangan (keretakan colle)), serangan jantung, stroke, dan kemungkinan penggunaan obat-obatan tertentu (seperti obat tidur). Cara yang tepat yang menyebabkan sindrom bahu-tangan tidak diketahui, meskipun beberapa orang terlihat lebih mungkin menyebabkan gangguan dibandingkan yang lainnya.

GEJALA

Gejala terjadi di dalam 3 tahap : tahap pertama diawali pada pembengkakan yang menyebar(edema) terjadi dengan mendadak dan kelunakan pada ujung tangan dan kepucatan pada tangan yang berhubungan dengan penyempitan (constriction) pada pembuluh darah di tangan. Rasa sakit pada bahu dan tangan terjadi, khususnya selama bergerak. Sinar-X pada tangan biasanya menunjukkan sebagian daerah pada tulang yang hilang (osteoporosis). Tahap 2 ditandai dengan menurunnya pembengkakan dan kelunakan; tangan terasa sakit agak berat. Tahap 3 ditandai dengan hilangnya pembengkakan, kelunakan, dan rasa sakit, tetapi gerakan tangan dibatasi karena jari kemungkinan kaku atau seperti cakar, mirip contractures dupuyten. Sinar-X pada tahap ini seringkali menunjukkan penyebarluasan kepadatan tulang yang hilang.

PENGOBATAN

Penyebab harus diobati atau dihilangkan. Jari-jari yang menggulung secara permanen biasanya bisa dicegah dengan olahraga tangan jika gangguan didiagnosa dan diobati cukup awal. Suntikan berulang dengan anestesi lokal untuk menyumbat saraf simpatik juga biasanya diperlukan. Pendekatan ini biasanya menghilangkan rasa sakit, mengijinkan orang tersebut untuk kembali beraktifitas normal, tetapi suntikan yang berulang lebih dari seminggu atau sebulan kemungkinan diperlukan. Sebagai alternatif kortikosteroid dosis tinggi diberikan lewat mulut bisa membantu. Pendekatan ini hanya dianjurkan oleh beberapa dokter untuk jangka pendek, karena penggunaan kortikosteroid jangka panjang bisa menyebabkan masalah permanen yang serius dan berpotensi.

Sindrom Cubital Tunnel

Sindrom Cubital tunnel (kelumpuhan syaraf ulnar) adalah sebuah gangguan yang disebabkan oleh tekanan pada syaraf ulnar pada siku.

Syaraf ulnar tersebut lewat menutup permukaan kulit pada siku (‘tulang lucu’) dan mudah rusak oleh sandaran pada siku yang berulang kali, dengan menekuk siku untuk jangka waktu yang lama, atau kadangkala oleh tulang normal yang tumbuh di daerah tersebut. baseball pitcher rentan terhadap sindrom cubital tunnel karena putaran ekstra pada lengan yang diperlukan untuk melempar sebuah slider.

GEJALA

Gejala-gejala tersebut termasuk nyeri dan kaku pada siku dan rasa seperti ditusuk jarum pada jari manis dan kelingking. Segera, kelemahan pada jari manis dan kelingking bisa terbentuk. Kelemahan bisa juga berhubungan dengan kemampuan menjepit menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, karena kebanyakan otot kecil pada tangan dikendalikan oleh syaraf ulnar. Sindrom cubital tunnel berat, kronis bisa menyebabkan otot menyusut (atrophy) dan kelainan bentuk seperti cakar pada tangan.

DIAGNOSA

Penelitian konduksi syaraf bisa membantu menunjukkan dengan tepat daerah syaraf yang rusak.

PENGOBATAN

Kasus ringan pada sindrom cubital tunnel biasanya diobati dengan terapi fisik (termasuk membidai di malam hari untuk menghindari siku terlalu menekuk) dan dengan menghindari tekanan disepanjang siku; ganjalan siku bisa sangat membatu. Orang yang tidak bereaksi terhadap pembidaian atau yang mengalami kasus yang lebih berat pada tekanan syaraf bisa bermanfaat dari operasi, yang biasanya terdiri dari melepaskan tekanan pada syaraf dan menggerakkan syaraf dari belakang menuju bagian depan siku. Operasi sangat berhasil pada sekitar 80% penderita.

Infeksi pada Tangan

Gigitan manusia dan hewan bisa menyebabkan infeksi pada tangan ; beberapa infeksi lainnya adalah felon, paronicia, dan herpetic whitlow.

1. Infeksi yang disebabkan oleh gigitan
Penyebab paling sering adalah luka tekanan dari gigi karena pukulan ke mulut. Gigitan hewan juga menjadi penyebab umum. Luka terkontaminasi dengan sejumlah jenis bakteri bisa dihasilkan dari gigitan manusia dan hewan. Semua luka gigitan berpotensi berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi yang signifikan. Daerah terluka harus dibersihkan dengan operasi, dengan membuka luka. Antibiotik harus diberikan untuk menghindari infeksi tulang sendi (septic arthritis), yang mana sebaliknya bisa menuju kerusakan tetap pada tulang kaki sendi. Bakteri pada gigitan manusia dan hewan melawan banyak antibiotik namun biasanya peka terhadap ampisilin dan penisilin

2. Felon
Felon adalah infeksi pada jaringan lunak (pupl) pada ujung jari
Sebuah infeksi pada ujung jari bisa mengarah pada abscess, yang menciptakan tekanan dan matinya jaringan di sekitarnya. Ujung jari menjadi bengkak sekali dan keras dengan rasa sakit berdenyut hebat. Dokter membuat diagnosa dengan meneliti kerusakan jari. Jika sebuah felon tidak diobati dengan segera, tulang bagian bawah, tulang sendi, atau tendon bisa jadi terinfeksi. Felon minor bisa diobati dengan berendam air hangat beberapa kali sehari untuk meningkatkan peredaran darah. Antibiotik biasanya diperlukan. Pengobatam bisa memerlukan pengeringan dengan pembedahan cepat pada abscess dengan baik.

3. Herpetic WhitlowHerpetic whitlow/ adalah infeksi virus pada ujung jari.
Virus herpes simplex bisa menyebabkan infeksi kulit parah yang sangat menyakitkan. Ujung jari luka dan bengkak namun tidak sekeras felon. Tampilan dari gelembung keci(vesicle) l berisi cairan pada jari didiagnosa. Herpetic whitlow seringkali salah diartikan sebagai felon. Gangguan tersebut segera hilang dengan sendirinya. Operasi tidak diperlukan.

4. Paronychia

Paronychia adalah infeksi pada kutikula.

Infeksi tangan yang sangat umum ini bisa disebabkan oleh luka terhadap luka pada kuku dan kutikula, menggigiti tangan, atau manipulasi agresif pada kutikula selama manikur. Paronychia bisa disebabkan oleh berbagai bakteri berbeda, termasuk pseudomonas dan proteus. Kutikula dan jaringan pada pinggiran kuku menjadi merah, bengkak, dan sungguh menyakitkan. Jika dibiarkan tidak diobati, abscess akan terbentuk dan bisa menyebar ke ujung jari (menyebabkan felon) atau ke tulang.

Dokter membuat diagnosa dengan meneliti jari yang terkena. Dalam tahap pertama, paronychia kemungkinan diobati dengan antibiotik oral dan sering berendam air hangat untuk meningkatkan aliran darah. Jika abscess terbentuk, yang harus dikeringkan dengan operasi.

5. Abses Tangan

Abscess tangan adalah penumpukan nanah yang mempengaruhi tangan, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.

Abscess pada tangan adalah biasa terjadi dan biasanya dihasilkan dari luka. Abscess pada bantalan lunak pada ujung jari di sekitarnya selalu dihasilkan dari luka kecil, seperti sebuah goresan atau tusuk jarum. Nyeri berat, hangat, dan kemerahan terjadi di sepanjang abscess, seringkali disertai pembengkakan pada batang getah bening yang dekat pada lengan. Infeksi pada tulang di bawah bisa lebih menyebabkan nyeri.

Abscess bisa terjadi di sekitar tendon yang menjalar terus di dalam jari. Jenis abscess ini disebabkan oleh luka yang menembus salah satu lipatan pada telapak tangan di sebelah jari. Infeksi dan nanah dari sekitar tendon tersebut dan jaringan yang cepat hancur. Mekanisme meluncur pada tendon menjadi rusak, sehingga jari tersebut hampir tidak bisa digerakkan. Gejala-gejala termasuk pembengkakan dan peradangan pada jari, kelunakan sepanjang lapisan tendon, dan nyeri eksterm ketika mencoba untuk menggerakkan jari. Pembengkakan batang getah bening didekat abscess adalah sering terjadi. Demam juga umum.

Abscess bisa terjadi di setiap bagian telapak tangan dan menyebar di antara tulang metacarpal (tulang tangan diantara pergelangan tangan dan jari). Beberapa infeksi bisa terjadi setelah kulit dirobek atau tangan ditusuk dengan sesuatu yang tajam. Abscess telapak tangan (juga disebut abscess tombol-collar) bisa terbentuk dari kulit yang tebal dan keras yang terinfeksi. Abscess telapak tangan dimulai sebagai nyeri berdenyut hebat dengan pembengkakan dan lunak berat untuk disentuh.

Pengobatan meliputi operasi pengeringan nanah. Kultur laboratorium pada nanah dibawa keluar untuk memastikan antibiotik mana yang paling baik untuk pengobatan (biasanya cephalosporin).

6.Infeksi pada lapisan tendon.

Infeksi pada lapisan tendon yang lentur ditandai dengan nyeri dan pembengkakan, dengan kelembutan sepanjang panjang lapisan tendon dan nyeri ketika meluruskan jari. Nanah bisa menyebar di dalam tangan untuk membentuk abscess berbentuk-tapal kuda. Operasi pengeringan pada abscess diperlukan. Terapi antibiotik juga diperlukan (pilihan tersebut tergantung pada hasil kultur laboratorium pada nanah).
 
 

Sindrom Radial Tunnel


Sindrom radial tunnel adalah gangguan yang diakibatkan dari tekanan pada cabang syaraf radial pada lengan bawah atau belakang lengan, atau pada siku.

PENYEBAB

Penyebab tekanan pada syaraf radial pada siku termasuk luka, ganglia, lipomas (tumor lemak yang tidak bersufat kanker), tumor tulang, dan peradangan di sekitar bursa atau otot.

GEJALA

Tekanan pada syaraf radial menghasilkan nyeri seperti teriris, tertembus, atau tertikam yang mempengaruhi ujung lengan bawah dan belakang tangan. Nyeri dihasilkan ketika orang tersebut berusaha untuk menegangkan pergelangan tangan dan jari. Tidak terdapat sensasi yang hilang, karena syaraf radial prinsipnya terhubung dengan otot. Gangguan ini kadangkala dirancukan dengan bahu backhand tenis (lateral epicondylitis).

PENGOBATAN

Untuk mengurangi tekanan pada syaraf dan kecepatan penyembuhan, orang tersebut menghindari memutar pergelangan tangan dan menekuk lengan pada siku. Jika pergelangan menjadi lemah dan cenderung terkulai (wristdrop), operasi kemungkinan diperlukan untuk menghilangkan tekanan pada syaraf tersebut.
 
 

Kelainan Bentuk Tangan

Kelainan bentuk tangan dapat disebabkan oleh sebuah luka atau bisa dihasilkan dari gangguan yang lainnya (contoh, rheumatoid arthritis). Kelainan bentuk harus dengan segera diobati, bila mungkin. Sebaliknya, kelainan bentuk cenderung tidak bereaksi terhadap pengobatan sederhana, seperti pembebatan dan olahraga, dan sering kali membutuhkan operasi

1. Jari Palu/Mallet
Jari mallet adalah kelainan bentuk dimana ujung jari keriting dan tidak dapat lurus sendiri

Kelainan bentuk jari palu biasanya akibat dari luka, yang mana merusak tendon atau merobek tendon dari tulang. Hal ini dapat berakibat pada satu atau lebih jari. Seorang dokter bisa membuat diagnosa dengan mengamati jari-jari. Sinar-X biasanya dipakai untuk meyakinkan bahwa tidak terdapat retak. Pengobatan biasanya memasang bebat pada jari dengan meluruskan jari. Tendon bisa memerlukan 6 sampai 8 minggu untuk sembuh. Jari mallet jarang memerlukan operasi, kecuali retak parah pada tulang patah atau sambungan secara parsial tidak pada tempatnya, bahkan di dalam bebat.

2. Kelainan Bentuk Leher Angsa

Kelainan bentuk leher-angsa adalah sebuah pembengkokan (lentur) pada dasar jari, lurus keluar (perluasan) pada persediaan bagian tengah, dan lekukan pada persendian paling luar (lentur).

Penyebab yang paling umum adalah radang sendi rheumatoid. Penyebab lain termasuk jari palu yang tidak diobati, kelonggaran (lemah) pada lempengan serat di dalam tangan pada dasar jari atau pada ikatan sendi tangan, kejang otot mempengaruhi tangan, dan kelainan susunan dalam penyembuhan pada tulang bagian tengah pada jari yang retak. Menutup jari bisa jadi tidak mungkin; kelainan bentuk tersebut bisa mengakibatkan ketidakmampuan yang dipertimbangkan.

Kelainan bentuk seperti leher-angsa tidak mempengaruhi ibu jari, yang memiliki salah satu sedikit persendian dibandingkan jari lainnya. Meskipun begitu, pada sebuah jenis kelainan bentuk leher-angsa, disebut kelainan bentuk paruh-bebek, persendian ujung pada ibu jari terlalu lurus dengan hebat dengan tekukan ked alam pada persendian pada pangkal ujung ibu jari untuk membentuk sudut 90 º. Jika kelainan bentuk paruh-bebek dan kelainan bentuk leher-angsa pada satu atau lebih jari terjadi bersamaan, kemampuan untuk mencubit bisa berkurang dengan serius.

Seorang dokter membuat diagnosa dengan meneliti tangan dan jari. Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki penyebab yang mendasarinya sebisa mungkin. Kelainan bentuk ringan kemungkinan diobati dengan membelat jari (ring splints), yang memperbaiki kelainan bentuk ketika masih mengizinkan seseorang untuk menggunakan tangannya. Masalah dengan kemampuan untuk mencubit bisa sangat membaik dengan operasi meluruskan kembali persendian atau dengan menggabungkan ibu jari atau persendian jari bersamaan (disebut interphalangeal arthrodesis) ke dalam posisi yang membuat fungsi optimal.
Ketika jari menekuk dengan tidak normal.
Beberapa gangguan, seperti rheumatoid arthritis, dan luka bisa menyebabkan jari menekuk tidak normal. pada jari mallet,ujung jari mengeriting ke dalam dan tidak bisa diluruskan. Pada kelainan bentuk leher-angsa, persendian pada pangkal jari menekuk ke dalam. Pada kelainan bentuk buotonniere, persendian jari bagian tengah menekuk ke arah dalam (menuju telapak tangan) dan persendian jari paling luar menekuk keluar (menjauh dari telapak tangan).


3. Kelainan Boutonnière

Kelainan bentuk Boutonniere (kelainan bentuk lubang kancing) adalah kelainan bentuk di mana persendian jari tengah menekuk dengan posisi tetap ke dalam (ke arah telapak tangan) dan persendian jari paling luar menekuk secara berlebihan keluar (menjauh dari telapak tangan. Gangguan ini paling sering terjadi pada rheumatoid arthritis tetapi bisa juga terjadi dari luka (potongan dalam, persendian yang terlepas, patah) atau asteoarthritis. Orang dengan rheumatoid arthritis bisa membentuk gangguan tersebut karena mereka mengalami peradangan yang lama pada persendian tangan bagian tengah. Jika kelainan tersebut disebabkan sebuah luka, luka tersebut biasanya terjadi pada pangkal sebuah tendon (disebut phalanx extensor tendon bagian tengah). Akibatnya, persendian bagian tengah (disebut persendian proximal interphalangeal) menjadi ‘lubang kancing’ antara kumpulan tendon bagian luar yang menjalar menuju ujung jari. Kelainan bentuk tersebut bisa, tetapi tidak pasti, bertentangan dengan fungsi tangan. Dokter membuat diagnosa dengan meneliti jari tersebut.

Kelainan bentuk buttonniere disebabkab oleh luka tendon meluas biasanya bisa diperbaiki dengan sebuah bidai yang menjaga persendian bagian tengah meluas secara lengkap untuk 6 minggu. Ketika pembidaian tidak efektif, atau ketika kelainan bentuk lubang kancing disebabkan oleh rheumatoid arthritis, operasi kemungkinan diperlukan.

4. Erosive (Peradangan) Osteoarthritis

Erosive (peradangan) osteoarthritis adalah sebuah bentuk osteoarthritis menurun pada tangan, yang menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan pembentukan kista pada persendian jari (terutama pada bagian paling luar).

Osteoarthritis pada tangan terlihat membesar pada tulang melebihi persendian paling luar pada jari (batang heberden) dan lebih cepat bertumbuh pada tulang melebihi persendian bagian tengah pada jari (bongko kecil bouchard). Dengan erosive osteoarthritis, terdapat juga pembengkakan pada jaringan di sekitarnya. Persendian di antara jari dan tangan dan pergelangan biasanya tidak terkena. Persendian yang berhubungan bisa menjadi tidak lurus.

Kelainan tersebut dapat dilihat pada sinar X. Tidak seperti pada rheumatoid arthritis, hasil pada tes darah yang mengindikasi peradangan (seperti tingkat endapan eritrosit (ESR) dan jumlah sel darah putih) biasanya normal, tanpa memperhatikan seberapa berat gangguan itu.

Pengobatan termasuk olahraga bergerak di dalam air hangat untuk menringankan nyeri selama latihan dan untuk menjaga persendian seelastis mungkin, pembelatan dengan sebentar-sebentar untuk mencegah kelainan bentuk, dan menggunakan analgesik atau obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal (NSAIDs) untuk meringankan nyeri dan bengkak. Kadangkala, sebuah cairan kortikosteroid bisa diperlukan untuk disuntikkan ke dalam persendian yang terkena parah untuk meringankan nyeri dan meningkatan cakupan gerak. Jarang, ketika osteoarthritis berlanjut dan pengobatan lain tidak efektif, persendian bisa memerlukan untuk direkonstruksi ulang atau disambung dengan operasi.

5. Dupuytren's Contracture
Dupuyten contracture (palmar fibromatosis) adalah penyusutan progresif pada kumpulan jaringan serat (disebut fascia) di dalam telapak tangan, menghasilkan jari yang mengeriting ke dalam yang segera bisa menghasilkan tangan seperti cakar.

Duyputen contracture adalah gangguan menurun umum yang terjadi terutama pada pria dan khususnya setelah berusia 45 tahun. Meskipun begitu, memiliki gen yang tidak normal tidak menjamin bahwa seseorang akan mengalami gangguan tersebut. Kejadian duyputen contracture di Amerika Serikat adalah sekitar 5 %; kejadian di seluruh dunia berkisar 2 sampai 42%. Gangguan tersebut mempengaruhi kedua tangan pada 50% orang; ketika hanya salah satu tangan yang terkena, tangan kanan dua kali lebih sering dibandingkan tangan kiri.



Duyputen contracture lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes, sakit karena terlalu banyak minum alkohol, atau epilepsi. Gangguan tersebut kadangkala berhubungan dengan gangguan-gangguan lain, termasuk penebalan jaringan serat di atas sendi engsel (garrod pad), penyusutan pada fascia di dalam penis yang menyebabkan penyimpangan dan ereksi yang sangat menyakitkan (penile fibromatosis (penyakit peyronie)), dan bongkol kecil pada telapak kaki (plantar fibromatosis). Meskipun begitu, mekanisme tepat yang menyebabkan fascia pada telapak tangan menjadi tebal dan keriting tidak diketahui.

Gejala awal biasanya bongkol kecil lunak pada telapak tangan (paling sering pada jari ketiga atau keempat). Bongko kecil bisa awalnya menyebabkan rasa tidak nyaman tetapi secara bertahap menjadi tidak menyakitkan. Secara bertahap, jari menjadi keriting. Segera, keriting memburuk, dan tangan bisa melengkung (seperti cakar). Dokter membuat diagnosa dengan meneliti tangan tersebut.

Sebuah suntikan suspensi kortikosteroid ke dalam bongkol kecil bisa membantu mengurangi kelunakan di daerah tersebut tetapi tidak akan menghambat kemajuan gangguan tersebut. operasi biasanya diperlukan ketika tangan tidak dapat diletakkan datar diatas meja atau ketika jari terlalu keriting dimana fungsi tangan terbatasi. Operasi untuk mengangkat penyakit fascia adalah sulit, karena fascia syaeaf disekitarnya, pembuluh darah, dan tendon. Duyputen contracture bisa berulang setelah operasi jika pengangkatan fascia tidak lengkap. Yang bisa juga berulang secara spontan, khusunya pada orang yang dengan gangguan ini terlihat diusia muda, mereka dengan gangguan tersebut menurun di dalam keluarga, dan mereka dengan garrod pad, penyakit peyronie atau bongjol kecil pada telapak kaki.


Tentang Jari pemicu.

Pada jari pemicu (flexor digital tenosynovitis), sebuah jari menjadi terkunci pada posisi bengkok. Jari tersebut terkunci ketika salah satu tendon yang melenturkan jari menjadi meradang dan bengkak. Secara normal, tendon bergerak dengan lembut ke dalam dan keluar pada lapisan yang mengelilinginya seperti jari yang lurus dan menekuk. Pada jari pemicu, tendon yang meradang bisa bergerak keluar lapisan sebagaimana jari tersebut menekuk. Meskipun begitu, ketika tendon sangat bengkak, tidak mudah bergerak ke belakang sebagaimana jari yang lurus, dan oleh karena itu jari terkunci.

Jari pemicu bisa dihasilkan dari penggunaan tangan yang berulang (sebagimana bisa terjadi dari penggunaan gunting berkebun yang berat) atau dari peradangan (sebagaimana terjadi pada rheumatoid arthritis). Untuk meluruskan jari tersebut, seseorang harus mendorong daerah yang bengkak tersebut ke dalam lapisan-menghasilkan rasa letupan serupa dengan yang dirasakan ketika mendorong pemicu. Kadangkala sebuah kortikosteroid dan bius 'lokal disuntikkan ke dalam lapisan tendon. Operasi umumnya diperlukan untuk mengobati jari pemicu yang kronis.

Muscular Dystrophy


Kelemahan Otot
Distrofi Otot Duchenne & Becker
Kelumpuhan Berkala
Miopati Bawaan (Congenital Myopathies)

Kelemahan Otot


Kelemahan Otot merupakan masalah yang sering terjadi, tetapi seringkali memberikan arti yang berbeda kepada setiap penderitanya.

Beberapa penderita hanya merasakan lelah. Tetapi pada kelemahan otot yang sejati, meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, kekuatan yang normal tidak akan dicapai.

Kelemahan bisa terjadi di seluruh tubuh, atau hanya terbatas di satu lengan, tungkai, tangan atau jari tangan.

PENYEBAB
Kelemahan otot bisa disebebkan oleh kelainan di otot, tendon, tulang atau sendi; tetapi yang paling sering menyebabkan kelemahan otot adalah kelainan pada sistem saraf.
Kadang kelemahan otot terjadi setelah sembuh dari suatu penyakit dan seringkali timbul karena penuaan (sarkopenia).

Penyebab kelemahan otot
Penyebab
Contoh
Akibat
Kerusakan otak
Stroke atau tumor otak
Kelemahan atau kelumpuhan pada sisi yg berlawanan dengan otak yg mengalami kerusakan
Bisa mempengaruhi kemampuan berbicara, menelan, berfikir & kepribadian
Kerusakan medula spinalis
Cedera pada leher atau punggung, tumor medula spinalis, penyempitan saluran spinal, sklerosis multipel, mielitis transversus, kekurangan vitamin B12
Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan dan tungkai, hilangnya rasa, nyeri punggung
Bisa mempengaruhi fungsi seksual, pencernaan & kandung kemih
Kemunduran saraf pada medula spinalis
Sklerosis lateral amiotrofik
Hilangnya kekuatan otot tanpa disertai oleh hilangnya rasa
Kerusakan akar saraf spinalis
Ruptur diskus di leher atau tulang belakang bagian bawah
Nyeri leher & kelemahan atau mati rasa di lengan, nyeri punggung bagian bawah, skiatika & kelemahan atau mati rasa pada tungkai
Kerusakan pada 1 saraf
(mononeuropati)
Neuropati diabetik, penekanan lokal
Kelemahan atau kelumpuhan otot & hilangnya rasa di daerah yg dipersarafi oleh saraf yg terkena
Kerusakan pada beberapa saraf
(polineuropati)
Diabetes, sindroma Guillain-Barr?, kekurangan folat, penyakit metabolik lainnya
Kelemahan atau kelumpuhan otot & hilangnya sensasi di daerah yg dipersarafi oleh saraf yg terkena
Kelainan pada neuromuscular junction
Miastenia gravis, keracunan kurare, sindroma Eaton-Lambert, keracunan insektisida
Kelumpuhan atau kelemahan pada beberapa otot
Penyakit otot
Penyakit Cudhenne (distrofi muskuler)
Infeksi atau peradangan (miositis virus akut, polimiositis)
Kelemahan otot yg progresif di seluruh tubuh
Nyeri dan kelemahan otot
Kelainan psikis
Depresi, gejala khayalan, histeria (reaksi konversi), fibromialgia
Kelemahan di seluruh tubuh, kelumpuhan tanpa kerusakan saraf


GEJALA
Atrofi (penciutan otot) bisa merupakan akibat dari:
- kerusakan otot atau sarafnya
- jarang digunakan (karena menjalani tirah baring dalam waktu yang lama).

Dalam keadaan normal, pembesaran otot (hipertrofi) bisa terjadi setelah melakukan olah raga beban.
Pada seseorang yang sakit, hipertrofi terjadi karena otot tersebut bekerja lebih berat untuk mengkompensasi kelemahan otot yang lainnya.
Pembesaran otot juga bisa terjadi jika jaringan otot yang normal digantikan oleh jaringan yang abnormal, seperti yang terjadi pada amiloidosis dan kelainan otot bawaan tertentu (misalnya miotonia kongenital).

Fasikulasi (kedutan ototdibawah kulit yang tidak teratur dan tampak dari luar) biasanya menunjukkan kelainan saraf, meskipun kadang terjadi pada orang yang sehat (terutama jika gugup atau kedinginan) dan sering terjadi pada otot betis dari orang tua.
Otot yang tidak dapat mengendur (miotonia) biasanya menunjukkan adanya kelainan pada otot, bukan pada sarafnya.


Membedakan kelemahan otot berdasarkan sumbernya

Kelainan Saraf
Kelainan Otot
Otot mengecil tetapi lebih kuat
Otot lebih lemah
Terjadi kedutan otot dibawah kulit
Kedutan otot tidak terjadi dibawah kulit
Refleks menurun atau hilang sama sekali
REfleks tetap ada meskipun otot sangat lemah
Hilangnya rasa di seluruh otot yg melemah
Rasa (sentuh & hangat) normal tetapi terdapat nyeri tumpul

DIAGNOSA
Pemeriksaan otot dilakukan secara sistematis, mulai dari wajah dan leher, lalu lengan dan akhirnya tungkai.
Dalam keadaan normal, seseorang dapat menahan rentangan lengannya selama beberapa menit tanpa gemetaran. Ketidakmampuan menahan lengan dengan kokoh bisa merupakan pertanda adanya kelemahan otot.
Kekuatan melawan tahanan diuji dengan mendorong atau menarik dari arah yang berlawanan.

Tes fungsional dilakukan dengan meminta penderita melakukan hal-hal berikut:
- bangkit dari kursi tanpa bantuan lengan
- jongkok dan bangkit dari jongkok
- berdiri diatas jari kaki dan tumit
- menggenggam benda.

Dalam keadaan normal, otot bersifat kokoh tetapi tidak keras dan licin, tidak berbenjol-benjol.

Pemeriksaan neurologis menyeluruh bisa membantu menentukan berbagai kelainan rasa, koordinasi, gerakan motor dan refleks.
Uji kecepatan penghantaran saraf bisa membantu menentukan fungsi saraf.
Elektromiogram dilakukan untuk menentukan kelainan otot.

Jika kelainan terletak pada otot, maka bisa dilakukan biopsi otot untuk diperiksa dibawah mikroskop.
Pemeriksaan darah digunakan untuk menentukan laju endah darah (yang akan meningkat jika terjadi peradangan) dan kadar kreatin kinase (enzim otot yang dilepaskan ke dalam aliran darah jika terjadi kerusakan otot).

Distrofi Otot Duchenne & Becker


Distrofi Otot Duchenne & Becker adalah penyakit yang menyebabkan kelemahan pada otot-otot yang dekat dengan batang tubuh.

PENYEBAB
Kelainan gen yang menyebabkan distrofi otot Duchenne berbeda dengan kelainan gen yang menyebabkan distrofi otot Becker, tetapi keduanya terjadi pada gen yang sama.
Gen ini bersifat resesif dan dibawa oleh kromosom X.

Seorang wanita bisa membawa gen ini tetapi tidak menderita penyakitnya karena kromosom X yang normal dapat mengkompensasi kelainan gen dari kromosom X yang lainnya.
Setiap laki-laki yang menerima kromosom X yang cacat akan menderita penyakit ini.

Anak laki-laki yang menderita distrofi otot Duchenne mengalami kekurangan protein otot yang penting, yaitu distrofin, yang diduga berperan dalam mempertahankan struktur sel-sel otot.
20-30 diantara 100.000 bayi laki-laki yang lahir, menderita distrofi otot Duchenne.

Anak laki-laki yang menderita distrofi otot Becker menghasilkan distrofin tetapi ukurannya terlalu besar dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyakit ini terjadi pada 3 dari setiap 100.000 anak laki-laki.

GEJALA

Distrofi Otot Duchenne

Biasanya pertama kali terjadi pada anak laki-laki berusia 3-7 tahun, berupa kelemahan di dalam atau di sekitar pinggul.
Biasanya diikuti oleh kelemahan di otot bahu dan semakin parah.

Selain mengalami kelemahan, otot juga membesar, tetapi jaringan ototnya tidak kuat.
Pada sekitar 90% penderita juga terjadi pembesaran dan kelemahan otot jantung, menyebabkan kelainan denyut jantung yang bisa terlihat pada pemeriksaan EKG.

Penderita berjalan seperti bebek, sering terjatuh, mengalami kesulitan dalam menaiki tangga dan mengalami kesulitan ketika bangkit dari posisi duduk.
Otot-otot lengan dan tungkai biasanya mengkerut di sekitar sendi, sehingga sikut dan lutut tidak dapat diluruskan sepenuhnya.

Pada akhirnya bisa terjadi kelainan lengkung tulang belakang (skoliosis).
Pada usia 10-12 tahun, sebagian besar penderita harus duduk di kursi roda.

Kelemahan yang semakin memburuk juga menyebabkan penderita mudah terserang pneumonia dan penyakit lainnya, dan banyak yang meninggal pada usia 20 tahun.

Distrofi Otot Becker

Gejalanya menyerupai distrofi otot Duchenne, tetapi lebih ringan.

Gejala pertama kali muncul pada usia 10 tahun.

Ketika mencapai usia 16 tahun, sangat sedikit penderita yang harus duduk di kursi roda dan lebih dari 90% yang bertahan hidup sampai usia 20 tahun.

DISTROFI OTOT LAINNYA

Distrofi Otot Landouzy-Dejerine diturunkan melalui gen autosomal dominan; karena itu hanya 1 gen abnormal yang bisa menyebabkan penyakit dan bisa terjadi baik pada pria maupun wanita.
Penyakit ini biasanya mulai timbul pada usia 7-20 tahun.
Yang selalu terkena adalah otot wajah dan bahu, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam mengangkat lengannya, bersiul atau menutup matanya rapat-rapat.
Beberapa penderita juga mengalami kelemahan pada tungkai bawahnya, sehingga sulit menekuk kaki ke arah pergelangan kaki (footdrop, kaki terkulai).
Kelemahan yang terjadi biasanya tidak terlalu berat dan penderita memiliki harapan hidup yang normal.

Distrofi Otot Limb-girdle menyebabkan kelemahan pada otot pinggul (distrofi otot Leyden-M?bius) atau otot bahu (distrofi otot Erb).
Penyakit keturunan ini biasanya baru muncul pada masa dewasa dan jarang menyebabkan kelemahan yang hebat.

Miopati mitokondrial merupakan penyakit otot turunan yang terjadi jika gen yang salah di dalam mitokondria (sumber energi untuk sel) diturunkan melalui sitoplasma pada sel telur ibu.
Mitokondria membawa gennya sendiri. Pada proses pembuahan sperma tidak memberikan mitokondrianya, maka semua gen mitokondria berasal dari ibu. Karena itu penyakit ini tidak pernah diturunkan dari bapak.
Penyakit ini kadang menyebabkan kelemahan pada sekelompok otot saja, misalnya pada otot mata (oftalmoplegia).

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan darah menunjukkan adanya peningkatan enzim kreatinin kinase yang keluar dar sel-sel otot.
Tetapi peningkatan kadar enzim tersebut tidak selalu menunjukkan adanya distrofi otot karena bisa juga disebabkan oleh penyakit otot lainnya.

Dilakukan biopsi otot untuk menyakinkan diagnosis.
Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan jaringan yangmati dan serat-serat otot yang lebar secara abnormal.
Pada stadium lanjut, jaringan otot yang mati digantikan oleh lemak dan jaringan lainnya.

Untuk memperkuat diagnosis distrofi otot Duchenne dilakukan elektromiografi dan penilaian penghantaran saraf.

PENGOBATAN

Distrofi otot Duchenne dan Becker bisa disembuhkan.
Terapi fisik dan latihan akan membantu mencegah pengkerutan otot yang menetap di sekitar sendi.
Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk meringankan nyeri otot.

Pengobatan yang masih dalam taraf penelitian adalah:
- Prednison (kortikosteroid) yang untuk sementara waktu bisa meringankan kelemahan otot
- Terapi genetik yang memungkinkan otot bisa menghasilkan distrofin.

PENCEGAHAN

Seseorang yang menderita distrofi otot Duchenne atau Becker dianjurkan untuk melakukan konsultasi genetik untuk mengetahui kemungkinan mewariskan rantai penyakit ini kepada anaknya.



Kelumpuhan Berkala

Kelumpuhan Berkala adalah sekumpulan kelainan yang menyebabkan serangan kelemahan dan kelumpuhan mendadak.

Selama suatu serangan kelumpuhan berkala, otot-otot tidak memberikan respon terhadap impuls saraf yang normal atau bahkan terhadap rangsangan buatan dari alat elektronik.
Serangan ini berbeda dari kejang, karena penderita tetap sadar dan waspada.

PENYEBAB
Merupakan penyakit keturunan yang bersifat autosom dominan.

# Bentuk penyakit ini bervariasi pada setiap keluarga: Tipe hiperkalemik, kelumpuhan berhubungan dengan kadar kalium yang tinggi di dalam darah (hiperkalemia)
# Tipe hipokalemik, kelumpuhan berhubungan dengan rendahnya kadar kalium dalam darah (hipokalemia).

GEJALA
Ketika terbangung di pagi hari (setelah sehari sebelumnya melakukan olah raga berat), penderita merasakan kelemahan pada sekelompok otot tertentu atau pada lengan dan tungkai.
Kelemahan ini biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

Pada tipe hipokalemik, serangan biasanya muncul pertama kali pada usia 20an atau 30an.
Serangan berlangsung lebih lama dan lebih hebat.

Beberapa penderita tipe hipokalemik cenderung mengalami serangan kelumpuhan setelah sehari sebelumnya memakan makanan kaya karbohidrat, tetapi berpuasa juga bisa memicu terjadinya serangan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.

Pemeriksaan darah bisa dilakukan untuk mengetahui kadar kalium.

Pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid dan pemeriksaan tambahan lainnya dilakukan untuk meyakinkan bahwa kadar kalium yang abnormal bukan disebabkan oleh penyakit lain.

PENGOBATAN
Untuk mencegah serangan, baik karena hipokalemia ataupun karena hiperkalemia, bisa diberikan asetazolamid (obat yang merubah keasaman darah).

Jika selama serangan kadar kaliumnya turun, maka diberikan kalium klorida dalam larutan tanpa pemanis.
Biasanya gejala akan mereda dalam waktu 1 jam.

PENCEGAHAN
Penderita tipe hipokalemik sebaiknya menghindari makanan kaya karbohidrat dan olah raga yang terlalu berat.

Penderita tipe hiperkalemik bisa mencegah terjadinya serangan dengan sering makan makanan kaya karbohidrat dan rendah kalium.


Miopati Bawaan (Congenital Myopathies)

Miopati bawaan (Congenital Myopathies) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan variasi luas pada gangguan menurun pada otot, saraf, atau keduanya, yang ada pada saat kelahiran atau bayi.

Terdapat ratusan myopati bawaan. Kelima jenis yang paling umum pada miopati bawaan adalah myopathy nemaline, myopathy myotubular, myopathy central core, ketidakseimbangan jenis jaringan bawaan, dan myopathy multicore.

Diantara jenis yang paling sering terjadi, jangka waktu hidup biasanya normal pada myopathy central core, congenital fiber type disproportion, dan myopathy myotubular. Meskipun begitu, pengecualian seringkali terjadi. Jangka waktu hidup cenderung lebih bervariasi pada myopathy multicore dan myopathy nemaline.

DIAGNOSA

Diagnosa biasanya memerlukan pengambilan contoh pada jaringan otot yang lemah untuk biopsi (dimana potongan jaringan diangkat untuk diteliti di bawah mikroskop).

PENGOBATAN

Pengobatan khusus tidak tersedia, tetapi terapi fisik bisa membantu memelihara fungsi.

Osteoarthritis



Osteoartritis : Radang Sendi akibat Kerusakan Tulang Rawan Sendi

Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun.
Bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi pria bisa terkena pada usia yang lebih muda.


PENYEBAB

Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah sehingga tidak akan mudah aus, kecuali bila digunakan secara sangat berlebihan atau mengalami cedera.
Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada sel-sel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat) dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting tulang rawan).

Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya akan menipis dan membentuk retakan-retakan di permukaan.
Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang yang terletak dibawah kartilago tersebut, sehingga tulang menjadi rapuh.
Tulang mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggiran sendi dan menyebabkan benjolan (osteofit), yang bisa dilihat dan bisa dirasakan. Benjolan ini mempengaruhi fungsi sendi yang normal dan menyebabkan nyeri.

Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah menjadi kasar dan berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak secara halus.
Semua komponen sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi.

Osteoartritis dikelompokkan menjadi:
- Osteoartritis primer, jika penyebabnya tidak diketahui
- Osteoartritis sekunder, jika penyebabnya adalah penyakit lain (misalnya penyakit Paget atau ineksi, kelainan bentuk, cedera atau penggunaan sendi yang berlebihan).

Orang-orang yang pekerjaannya menyebabkan penekanan berulang pada sendi mempunyai resiko lebih besar untuk menderita osteoartritis.
Jenis pekerjaan ini misalnya pekerja tambang dan supir bis.

Obesitas diduga merupakan faktor utama dalam terjadinya osteoartritis, tetapi pembuktiannya belum cukup kuat.

GEJALA

Bila dilakukan x-ray pada orang-orang berusia 40 tahun, kebanyakan akan memperlihatkan mulai terjadinya osteoartritis, terutama pada sendi penopang beban seperti sendi panggul; tetapi hanya sedikit yang memiliki gejala.

Gejala biasanya timbul secara bertahap dan pada awalnya hanya mengenai satu atau sedikit sendi.
Yang sering terkena adalah sendi jari tangan, pangkal ibu jari, leher, punggung sebelah bawah, jari kaki yang besar, panggul dan lutut.

Nyeri yang biasanya akan bertambah buruk jika melakukan olah raga, merupakan gejala pertama.

Beberapa penderita merasakan kekakuan pada sendinya ketika bangun tidur atau pada kegiatan non-aktif lainnya, tetapi kekakuan ini biasanya menghilang dalam waktu 30 menit setelah mereka kembali menggerakkan sendinya.

Kerusakan karena orteoartritis semakin memburuk, sehingga sendi menjadi sukar digerakkan dan pada akhirnya akan terhenti pada posisi tertekuk.
Pertumbuhan baru dari tulang, tulang rawan dan jaringan lainnya bisa menyebabkan membesarnya sendi, dan tulang rawan yang kasar menyebabkan terdengarnya suara gemeretak pada saat sendi digerakkan.
Pertumbuhan tulang (nodus Herbeden) sering terjadi pada sendi di ujung jari tangan.

Pada beberapa sendi (misalnya sendi lutut), ligamen (yang mengelilingi dan menyokong sendi) teregang sehingga sendi menjadi tidak stabil. Menyentuh atau menggerakkan sendi ini bisa menyebabkan nyeri yang hebat.
Sendi panggul menjadi kaku dan kehilangan daya geraknya sehingga menggerakkan sendi panggul juga menimbulkan nyeri.

Osteoartritis sering terjadi pada tulang belakang. Gejala utamanya adalah nyeri punggung. Biasanya kerusakan sendi di tulang belakang hanya menyebabkan nyeri dan kekakuan yang sifatnya ringan.
Osteoartritis pada leher atau punggung sebelah bawah bisa menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri dan kelemahan pada lengan atau tungkai, jika pertumbuhan tulang berlebih menekan persarafannya.

Kadang pembuluh darah yang menuju ke otak bagian belakang tertekan, sehingga timbul gangguan penglihatan, vertigo, mual dan muntah.
Pertumbuhan tulang juga bisa menekan kerongkongan dan menyebabkan kesulitan menelan.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan foto rontgen.

PENGOBATAN

Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) akan membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi dan kekuatan otot-otot di sekitarnya sehingga otot menyerap benturan dengan lebih baik.

Dianjurkan untuk menggunakan kursi dengan sandaran yang keras, kasur yang tidak terlalu lembek dan tempat tidur yang dialasi dengan papan.

Untuk osteoartritis pada tulang belakang, dilakukan olah raga khusus dan jika penyakitnya berat, bisa digunakan penopang punggung.

Tetap melakukan kegiatan dan pekerjaan sehari-hari, sangatlah penting.

Terapi fisik yang sering dilakukan adalah dengan pemanasan.
Untuk nyeri pada jari tangan dianjurkan merendam tangan dalam campuran parafin panas dengan minyak mineral pada suhu 47,8-52? Celsius atau mandi dengan air hangat.
Pemijatan oleh tenaga terlatih, traksi (penarikan) dan terapi pemanasan dalam dengan diatermi atau ultrasonik bisa dilakukan pada osteoartritis di leher.

Obat merupakan aspek yang tidak terlalu penting.
Obat pereda nyeri (misalnya acetaminofen) mungkin merupakan satu-satunya obat yang diperlukan.
Obat anti peradangan non-steroid (misalnya Aspirin atau ibuprofen) bisa diberikan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Jika sendi secara tiba-tiba mengalami peradangan, membengkak atau terasa nyeri, bisa disuntikkan kortikosteroid langsung ke dalam sendi.

Jika pengobatan lainnya gagal, bisa dilakukan pembedahan.
Beberapa sendi (terutama sendi panggul dan lutut) bisa diganti dengan sendi buatan.
Tindakan ini biasanya berhasil dan hampir selalu bisa memperbaiki fungsi dan pergerakan sendi, serta mengurangi nyeri. Karena itu jika fungsi sendi menjadi terbatas, maka dianjurkan untuk menjalani penggantian sendi.

Rheumatoid Arthritis



Artritis Rematoid : Radang Sendi (Bengkak, Nyeri, Kerusakan Bagian Sendi)

Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Artritis rematoid juga bisa menyebabkan sejumlah gejala di seluruh tubuh.

Penyakit ini terjadi pada sekitar 1% dari jumlah penduduk, dan wanita 2-3 kali lebih sering dibandingkan pria.
Biasanya pertama kali muncul pada usia 25-50 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun.
PENYEBAB
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun.

GEJALA
Artritis rematoid bisa muncul secara tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak sendi yang mengalami peradangan.
Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu sendi pada sisi kiri tubuh terkena, maka sendi yang sama di sisi kanan tubuh juga akan meradang.
Artritis Rematoid Artritis Rematoid Stadium Lanjut

Yang pertama kali meradang adalah sendi-sendi kecil di jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, pergelangan tangan, sikut dan pergelangan kaki.
Sendi yang meradang biasanya menimbulkan nyeri dan menjadi kaku, terutama pada saat bangun tidur atau setelah lama tidak melakukan aktivitas.

Beberapa penderita merasa lelah dan lemah, terutama menjelang sore hari.

Sendi yang terkena akan membesar dan segera terjadi kelainan bentuk.
Sendi bisa terhenti dalam satu posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka sepenuhnya.
Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking, sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.
Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya sindroma terowongan karpal.

Di belakang lutut yang terkena, bisa terbentuk kista, yang apabila pecah bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai sebelah bawah.

Sekitar 30-40% penderita memiliki benjolan keras (nodul) tepat dibawah kulit, yang biasanya terletak di daerah sekitar timbulnya penyakit ini.

Bisa terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang menyebabkan kerusakan saraf atau luka (ulkus) di tungkai.
Peradangan pada selaput di sekitar paru-paru (pleuritis) atau pada kantong di sekitar jantung (perikarditis) atau peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru bisa menyebabkan nyeri dada, gangguan pernafasan dan kelainan fungsi jantung.
Penderita lainnya menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening, sindroma Sj?gren atau peradangan mata.

Penyakit Still merupakan variasi dari artritis rematoid dimana yang pertama muncul adalah deman tinggi dan gejala umum lainnya.

Sindroma Felty terjadi jika pada penderita artritis rematoid ditemukan pembesaran limpa dan penurunan jumlah sel darah putih.

DIAGNOSA
Membedakan artritis rematoid dari berbagai keadaan lainnya yang bisa menyebabkan artritis, tidaklah mudah.
Keadaan-keadaaan yang menyerupai artritis rematoid adalah:
- Demam rematik
- Artritis gonokokal
- Penyakit Lyme
- Sindroma Reiter
- Artritis psoriatik
- Spondilitis ankilosing
- Gout
- Pseudogout
- Osteoartritis.

Pola gejalanya sangat khas, tetapi untuk memperkuat diagnosis perlu dilakukan:

1. Pemeriksaan darah
- 9 dari 10 penderita memiliki laju endap eritrosit yang meningkat
- sebagian besar menderita anemia
- kadang jumlah sel darah putih berkurang
- 7 dari 10 penderita memiliki antibodi yang disebut faktor rematoid; biasanya semakin tinggi kadar faktor rematoid dalam darah, maka semakin berat penyakitnya dan semakin jelek prognosisnya. Kadar antibodi ini bisa menurun jika peradangan sendi berkurang dan akan meningkat jika terjadi serangan.
2. Pemeriksaan cairan sendi.
3. Biopsi nodul.
4. Rontgen, bisa menunjukkan adanya perubahan khas pada sendi.


Mengenali artritis rematoid.
Seseorang yang memiliki 4 dari 5 gejala berikut, kemungkinan menderita artritis rematoid:

1. Kekakuan di pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam (selama minimal 6 minggu)
2. Peradangan (artritis) pada 3 atau lebih sendi (selama minimal 6 minggu)
3. Artritis pada persendian tangan, pergelangan tangan atau jari tanan (selama minimal 6 minggu)
4. Faktor rematoid di dalam darah
5. Perubahan yang khas pada foto rontgen.


PENGOBATAN
Prinsip dasar dari pengobatan artrtitis rematoid adalah mengistirahatkan sendi yang terkena, karena pemakaian sendi yang terkena akan memperburuk peradangan.
Mengistirahatkan sendi secara rutin seringkali membantu mengurangi nyeri.
Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, tetapi untuk mencegah kekakuan, perlu dilakukan beberapa pergerakan sendi yang sistematis.

Obat-obatan utama yang digunakan untuk mengobati artritis rematoid adalah obat anti peradangan non-steroid, obat slow-acting, kortikosteroid dan obat imunosupresif.
Biasanya, semakin kuat obatnya, maka semakin hebat potensi efek sampingnya, sehingga diperlukan pemantaun ketat.


Obat anti peradangan non-steroid.

Yang paling banyak digunakan adalah ibuprofen.
Obat ini mengurangi pembengkakan pada sendi yang terkena dan meringankan rasa nyeri.

Aspirin merupakan obat tradisional untuk artritis rematoid; obat yang lebih baru memiliki lebih sedikit efek samping tetapi harganya lebih mahal.
Dosis awal adalah 4 kali 2 tablet (325 mgram)/hari.
Telinga berdenging merupakan efek samping yang menunjukkan bahwa dosisnya terlalu tinggi.
Gangguan pencernaan dan ulkus peptikum, yang merupakan efek samping dari dosis yang terlalu tinggi, bisa dicegah dengan memakan makanan atau antasida atau obat lainnya pada saat meminum aspirin.

Misoprostol bisa membantu mencegah erosi lapisan lambung dan pembentukan ulkus gastrikum, tetapi obat ini juga menyebabkan diare dan tidak mencegah terjadinya mual atau nyeri perut karena aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya.


Obat slow-acting.

Obat slow-acting kadang merubah perjalanan penyakit, meskipun perbaikan memerlukan waktu beberapa bulan dan efek sampingnya berbahaya.
Pemakaiannya harus dipantau secara ketat.

Obat ini biasanya ditambahkan jika obat anti peradangan non-steroid terbukti tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera jika penyakitnya berkembang dengan cepat.
Yang sekarang ini digunakan adalah senyawa emas, penisilamin, hydroxycloroquinine dan sulfasalazine.

1. Senyawa emas.
Senyawa emas berfungsi memperlambat terjadinya kelainan bentuk tulang. Biasanya diberikan sebagai suntikan mingguan.
Suntikan mingguan diberikan sampai tercapai dosis total 1 gram atau sampai timbulnya efek samping atau terjadinya perbaikan yang berarti.
Jika obat ini efektif, dosisnya dikurangi secara bertahap.
Kadang perbaikan dicapai setelah diberikannya dosis pemeliharaan selama beberapa tahun.
Senyawa emas bisa menimbulkan efek samping pada beberapa organ, karena itu obat ini tidak diberikan kepada penderita penyakit hati atau ginjal yang berat atau penyakit darah tertentu.
Sebelum pengobatan dimulai dan setiap seminggu sekali selama pengobatan berlangsung, dilakukan pemeriksaan darah dan air kemih.
Efek sampingnya berupa ruam kulit, gatal dan berkurangnya sejumlah sel darah.
Jika terjadi efek samping yang serius, maka pemakaiannya segera dihentikan.

2. Penisilamin.
Efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa digunakan jika senyawa emas tidak efektif atau menyebabkan efek samping yang tidak dapat ditoleransi.
Dosisnya secara bertahap dinaikkan sampai terjadinya perbaikan.
Efek sampingnya adalah penekanan terhadap pembentukan sel darah di dalam sumsum tulang, kelainan ginjal, penyakit otot, ruam kulit dan rasa tidak enak di mulut. Jika terjadi efek samping tersebut, maka pemakaian obat harus dihentikan.
Obat ini juga bisa menyebabkan miastenia gravis, sindroma Goodpasture dan sindroma yang menyerupai lupus.
Selama pengobatan berlangsung, dilakukan pemeriksaan darah dan air kemih setiap 2-4 minggu sekali.

3. Hydroxycloroquine.
Digunakan untuk mengobati artritis rematoid yang tidak terlalu berat.
Efek sampingnya biasanya ringan, yaitu berupa ruam kulit, sakit otot dan kelainan mata. Tetapi beberapa kelainan mata bisa menetap, sehingga penderita yang mendapatkan obat ini harus memeriksakan matanya sebelum dilakukan pengobatan dan setiap 6 bulan selama pengobatan berlangsung.
Jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan, maka pemberian obat ini dihentikan. Jika terjadi perbaikan, pemakaian obat ini bisa dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan.

4. Sulfasalazine.
Obat ini semakin banyak digunakan untuk mengobati artritis rematoid.
Dosisnya dinaikkan secara bertahap dan perbaikan biasanya terjadi dalam 3 bulan.
Sulfasalazine bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kelainan hati, kelainan sel darah dan ruam kulit.

Kortikosteroid.

Kortikosteroid (misalnya prednison) merupakan obat paling efektif untuk mengurangi peradangan di bagian tubuh manapun.
Kortikosteroid efektif pada pemakaian jangka pendek dan cenderung kurang efektif jika digunakan dalam jangka panjang, padahal artritis rematoid adalah penyakit yang biasanya aktif selama bertahun-tahun.
Kortikosteroid biasanya tidak memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian jangka panjang menyebabkan berbagai efek samping, yang melibatkan hampir setiap organ.

Efek samping yang sering terjadi adalah penipisan kulit, memar, osteoporosis, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi dan katarak.
Karena itu obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi kekambuhan yang mengenai beberapa sendi atau jika obat lainnya tidak efektif.

Kortikosteroid juga digunakan untuk mengobati peradangan diluar sendi, seperti peradangan selaput paru-paru (pleuritis) atau peradangan kantong jantung (perikarditis).

Untuk menghindari resiko terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis efektif terendah.
Obat ini bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi, tetapi bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang, terutama jika sendi yang terkena digunakan secara berlebihan sehingga mempercepat terjadinya kerusakan sendi.

Obat imunosupresif.

Obat imunosupresif (contohnya cyclophosphamide) efektif untuk mengatasi artritis rematoid yang berat.
Obat ini menekan peradangan sehingga pemakaian kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan kortikosteroid dosis rendah.

Efek sampingnya berupa penyakit hati, peradangan paru-paru, mudah terkena infeksi, penekanan terhadap pembentukan sel darah di sumsum tulang dan perdarahan kandung kemih (karena cyclophosphamide).
Selain itu cyclophosphamide bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker.

Metotreksat diberikan per-oral (ditelan) 1 kali/minggu, digunakan untuk mengobati artritis rematoid stadium awal.
Cyclophosphamide,Siklosporin bisa digunakan untuk mengobati artritis yang berat jika obat lainnya tidak efektif.

Terapi lainnya.

Bersamaan dengan pemberian obat untuk mengurangi peradangan sendi, bisa dilakukan latihan-latihan, terapi fisik, pemanasan pada sendi yang meradang dan kadang pembedahan.

Sendi yang meradang harus dilatih secara halus sehingga tidak terjadi kekakuan.
Setelah peradangan mereda, bisa dilakukan latihan aktif yang rutin, tetapi jangan sampai terlalu lelah. Biasanya latihan akan lebih mudah jika dilakukan di dalam air.

Untuk mengobati persendian yang kaku, dilakukan latihan yang intensif dan kadang digunakan pembidaian untuk meregangkan sendi secara perlahan.

Jika pemberian obat tidak membantu, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Untuk mengembalikan pergerakan dan fungsinya, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengganti sendi lutut atau sendi panggul dengan sendi buatan.
Persendian juga bisa diangkat atau dilebur (terutama pada kaki), supaya kaki tidak terlalu nyeri ketika digunakan untuk berjalan.
Ibu jari bisa dilebur sehingga penderita bisa menggenggam dan tulang belakang di ujung leher yang tidak stabil bisa dilebur untuk mencegah penekanan terhadap urat saraf tulang belakang.

Penderita yang menjadi cacat karena artritis rematoid bisa menggunakan beberapa alat bantu untuk menyelesaikan tugas sehari-harinya.
Contohnya adalah sepatu ortopedik khusus atau sepatu atletik khusus.

Tumor Tulang


Tumor Tulang Non-Kanker
Kanker Tulang Primer
Tumor Tulang Metastatik

Tumor Tulang Non-Kanker

Tumor Tulang Non-kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel yang abnormal di dalam tulang yang sifatnya jinak.

Yang merupakan tumor tulang jinak adalah:
  • Osteokondroma
  • Kondroma Jinak
  • Kondroblastoma
  • Fibroma Kondromiksoid
  • Osteoid Osteoma
  • Tumor Sel Raksasa.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA
OSTEOKONDROMA

Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous) merupakan tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10-20 tahun.
Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai benjolan yang keras. Penderita dapat memiliki satu atau beberapa benjolan.
10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma, akan mengalami kelaganasan tulang yang disebut kondrosarkoma, tetapi penderita yang hanya memiliki satu osterokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.


KONDROMA JINAK

Kondroma Jinak biasanya terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul di bagian tengah tulang.
Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tidak menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau perkembangannya, dilakukan foto rontgen.
Jika tumor tidak dapat didiagnosis melalui foto rontgen atau jika menyebabkan nyeri, mungkin perlu dilakukan biopsi untuk menentukan apakah tumor tersebut bisa berkembang menjadi kanker atau tidak.


KONDROBLASTOMA

Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh pada ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun.
Tumor ini dapat menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan; kadang setelah dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.


FIBROMA KONDROMIKSOID

Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun.
Nyeri merupakan gejala yang biasa dikeluhkan.
Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto rontgen.
Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.


OSTEOID OSTEOMA

Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah.
Kadang otot di sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor diangkat.
Skening tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu menentukan lokasi yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT scan dan foto rontgen dengan teknik yang khusus.
Pengangkatan tumor melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.


TUMOR SEL RAKSASA

Tumor Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun. Tumor ini umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan di sekitarnya.
Biasanya menimbulkan nyeri.
Pengobatan tergantung dari ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan lubang yang terbentuk bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan agar struktur tulang tetap terjaga.
Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan pengangkatan satu segmen tulang yang terkena.
Sekitar 10 % tumor akan muncul kembali setelah pembedahan.
Walaupun jarang, tumor ini bisa tumbuh menjadi kanker.

DIAGNOSA
# Diagnosis tumor tulang jinak ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan: Rontgen tulang
# Biopsi tulang
# Skening tulang (bisa menunjukkan ukuran dan lokasi tumor)
# Pemeriksaan darah (peningkatan kadar enzim alkalin fosfatase).

PENGOBATAN
Tumor tulang jinak biasanya tidak perlu diobati, tetapi harus dimonitor secara periodik untuk mengetahui perkembangan maupun penyusutannya.
Kadang perlu diangkat melalui pembedahan.


Kanker Tulang Primer


Terdapat 2 macam kanker tulang:

1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder : kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang.
Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2. Kanker tulang primer : merupakan kanker yang berasal dari tulang.
Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
- Mieloma multipel
- Osteosarkoma
- Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna
- Kondrosarkoma
- Tumor Ewing
- Limfoma Tulang Maligna.

MIELOMA MULTIPEL

Mieloma Multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan, yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah.
Umumnya terjadi pada orang dewasa.

Tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih.
Pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.


OSTEOSARKOMA

Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja.

Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.

Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan.

Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas).
Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga bisa tumbuh di tulang lainnya.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas.
Tumor di tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda.
Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah.

Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.

# Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen tulang yang terkena
# CT scan tulang yang terkena
# Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
# CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
# Biopsi terbuka
# Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.

Sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil.
Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.

Kemoterapi yang biasa diberikan:
- Metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin
- Doxorubicin (adriamisin)
- Cisplatin
- Cyclophosphamide (sitoksan)
- Bleomycin.

Jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%.
Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

FIBROSARKOMA & HISTIOSITOMA FIBROSA MALIGNA

Kanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selain tulang, yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal dari tulang.
Kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia pertengahan.
Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada tungkai, lengan dan rahang.

Fibrosarkoma dan Histiositoma Fibrosa Maligna mirip dengan osteosarkoma dalam bentuk, lokasi dan gejala-gejalanya. Pengobatannya juga sama.


KONDROSARKOMA

Kondrosarkoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas.
Kebanyakan kondrosarkoma tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah, yang sering dapat disembuhkan dengan pembedahan. Tetapi, beberapa diantaranya adalah tumor derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar.
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.

Kondrosarkoma harus diangkat seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi terhadap kemoterapi maupun terapi penyinaran. Amputasi tungkai atau lengan jarang diperlukan. Jika tumor diangkat seluruhnya, lebih dari 75% penderita bertahan hidup.


TUMOR EWING

Tumor Ewing (Sarkoma Ewing) muncul pada masa pubertas, dimana tulang tumbuh sangat cepat. Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10 tahun dan hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak Afro-Amerika.

Tumor bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, paling sering di tulang panjang anggota gerak, panggul atau dada.
Tumor juga bisa tumbuh di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.

Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dan kadang pembengkakan di bagian tulang yang terkena. Penderita juga mungkin mengalami demam.

Tumor mudah menyebar, seringkali menyebar ke paru-paru dan tulang lainnya.
Pada saat terdiagnosis, penyebaran telah terjadi hampir pada 30% penderita.

Jika diduga suatu tumor, maka biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menentukan lokasi dan penyebaran tumor:
# Rontgen tulang kerangka tubuh
# Rontgen dada
# CT scan dada
# Skening tulang
# Biopsi tumor.

Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
# Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid, etoposid)
# Terapi penyinaran tumor
# Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor.
Prognosis tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.


LIMFOMA TULANG MALIGNA

Limfoma Tulang Maligna (Sarkoma Sel Retikulum) biasanya timbul pada usia 40- 50 tahun.
Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang.
Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih mudah patah.

Pengobatan terdiri dari kombinasi kemoterapi dan terapi penyinaran, yang sama efektifnya dengan pengangkatan tumor. Amputasi jarang diperlukan.


Tumor Tulang Metastatik


Tumor Tulang Metastatik merupakan tumor tulang yang berasal dari tumor di bagian tubuh lain yang telah menyebar ke tulang.

# Lesi tulang metastatik dibagi menjadi 3 kelompok: Lesi osteolitik
# Lesi osteoblastik
# Lesi campuran.
Lesi osteolitik paling sering ditemukan pada proses destruktif (penghancuran tulang). Lesi osteoblastik terjadi akibat pertumbuhan tulang baru yang dirangsang oleh tumor. Secara mikroskopis, sebagian besar tumor tulang metastatik merupakan lesi campuran.

PENYEBAB
Tulang merupakan organ ketiga yang paling sering diserang oleh penyakit metastatik (penyakit dari suatu organ yang menyebar ke bagian tubuh lainnya).
Kanker yang paling sering menyebar ke tulang adalah kanker payudara, paru-paru, prostat, tiroid dan ginjal.

Bila dibandingkan antara karsinoma dan sarkoma, maka jenis kanker yang lebih sering menyebar ke tulang adalah karsinoma.
Tulang pertama yang biasanya terkena adalah tulang rusuk, tulang panggul dan tulang belakang; tulang-tulang distal (ujung tubuh) jarang terkena.

Penyebaran terjadi jika suatu tumor tunggal atau sekumpulan sel tumor masuk ke dalam aliran darah dan melalui pembuluh darah di kanalis Harves sampai ke sumsum tulang, dimana mereka berkembangbiak dan membentuk pembuluh darah yang baru.
Pleksus vena Batson di tulang belakang memungkinkan sel-sel kanker masuk ke dalam sirkulasi tulang belakang tanpa harus melalui paru-paru terlebih dahulu. Aliran darah di dalam pleksus ini sangat lambat sehingga sel-sel kanker bisa bertahan hidup dan mempertinggi angka kejadian metastase kanker prostat ke tulang belakang.

GEJALA
Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri, fraktur patologis (patah tulang patologis) dan hiperkalsemia.
Nyeri ditemukan pada 70% penderita tumor tulang metastatik. Nyeri terjadi akibat peregangan periosteum oleh tumor dan perangsangan saraf di dalam endostium.
Fraktur patologis paling sering ditemukan pada kanker payudara. Hal ini terjadi akibat penghancuran alami pada lesi kanker.
Hiperkalsemia hanya ditemukan pada 10% penderita.


Kanker payudara yang menyebar ke tulang

Kanker payudara merupakan induk kanker yang paling sering menyebar ke tulang. Sebanyak 50% dari fraktur patologis disebabkan oleh kanker payudara.
Dulu prognosis penderita kanker payudara disertai metastase ke tulang adalah buruk, tetapi saat ini penderita bisa bertahan hidup lebih lama dan merasa jauh lebih baik karena adanya perkembangan yang dramatis dalam hal pengobatan dan pembedahan untuk keadaan tersebut.

Salah satu perkembangan obat baru yang paling menggembirakan adalah golongan obat yang dikenal sebagai bifosfonat (Aredia, Fosamax, Didronel, dll). Obat ini memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan sel-sel tumor di dalam tulang, sehingga mengurangi pembentukan lesi tulang dan mengurangi angka kejadian patah tulang.
Bifosfonat bahkan bisa menghentikan penyebaran kanker payudara ke organ lainnya, seperti paru-paru atau hati.

Di dalam tulang, sel-sel osteoklas dirangsang oleh kanker untuk memecahkan serta menyerap kembali matriks tulang dan kalsium, sehingga timbul nyeri dan terjadi patah tulang.
Bifosfonat menghambat sel osteoklas dan menjaga kekuatan tulang.
Kepada penderita kanker payudara dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini guna melindungi tulangnya.
Efek samping yang ringan maupun sedang, mungkin akan timbul (misalnya nyeri persendian atau gangguan pencernaan), tetapi hal ini sebaiknya bisa ditahan oleh penderita karena perlindungan terhadap tulang adalah lebih penting.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Fraktur patologis jarang terjadi. Gejala sistemik yang mungkin terjadi adalah hiperkalsemia.

Kanker payudara paling sering bermetastase ke tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang-tulang panjang di bagian proksimal.
Lesinya bisa merupakan osteoblastik maupun osteolitik.

Angka kelangsungan hidup rata-rata setelah metastase terdiagnosis, telah meningkat secara dramatis, yaitu sekitar 24-36 bulan.
Golongan bifosfonat tampaknya telah mampu meningkatkan angka kelangsungan hidup pada penderita.

Kanker payudara merupakan penyebab tersering dari fraktur patologis.
Sebaiknya segera dilakukan stabilisasi ortopedik pada tulang yang melemah, sebelum terjadinya patah tulang.
Pengobatan yang tertunda biasanya menyebabkan meningkatnya resiko komplikasi atau prognosis yang buruk.


Kanker paru-paru yang menyebar ke tulang

Kanker paru-paru merupakan sumber penularan kanker ke tulang nomor 3, setelah kanker payudara dan kanker prostat.
Penderita biasanya berumur diatas 40 tahun dan usia rata-rata dari penderita adalah sekitar 55 tahun. Selalu terdapat riwayat merokok.

Penderita mungkin tidak memiliki gejala selain lesi tulang yang nyeri.
Jika seseorang mengalami metastase dan sumber kankernya tidak dapat ditemukan, maka kemungkinan kankernya berasal dari paru-paru atau ginjal.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri.
Fraktur patologis biasanya didahului oleh nyeri yang semakin hebat beberapa minggu sebelumnya.
Pada beberapa kasus, penderita mencoba mengingkari atau tidak menghiraukan gejalanya. Kadang lesi tulang diduganya sebagai otot yang tertarik atau kram,

Gejala sistemik juga bisa terjadi, seperti hiperkalsemia dan osteoartropati pulmoner hipertrofik (penebalan tulang tubuler panjang dan pendek disertai clubbing finger/pembengkakan jari tangan yang tampak seperti tabuh genderang).

Kanker paru metastatik paling sering menyebar ke tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang panjang bagian proksimal.
Gambaran yang khas dari lesi ini adalah kemampuannya untuk menyebar ke tulang tangan (50%) dan kaki (15%). Hal ini diduga terjadi karena kemampuan suatu tumor di paru untuk mengalirkan sel-sel ganas secara langsung ke dalam aliran darah arteri, dimana kemudian mereka dapat mengalir ke tempat yang lebih jaruh. Tumor lainnya mengalirkan sel-sel ganas ke dalam vena, dimana kemudian sel-sel tersebut terlebih dahulu masuk ke dalam paru-paru atau hati yang bertindak sebagai filter dan menangkap sel-sel tersebut.

Kanker paru metastatik biasanya muncul sebagai lesi litik dengan pinggiran yang tidak jelas, tanpa matriks dan disertai kerusakan korteks. Lesi paru di dalam tulang juga bisa berupa lesi blastik.

Kanker paru yang menyebar ke tulang merupakan tumor yang paling agresif dan memiliki prognosis yang sangat buruk.
Rata-rata penderitanya bertahan hidup sekitar 6 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis.
Stabilisasi ortopedik pada tulang yang lemah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya fraktur.


Karsinoma sel renalis yang menyebar ke tulang

Kanker sel ginjal merupakan sumber kanker nomor 6 yang menyebar ke tulang.
Meskipun jumlah kanker ini sedikit, tetapi mereka sangat menggemari tulang dan karenanya membentuk sejumlah besar lesi tulang.

Penderita biasanya berumur diatas 40 tahun dan usia rata-rata dari penderita adalah sekitar 55 tahun. Penderita bisa hanya menunjukkan gejala berupa lesi tulang yang nyeri.
Tumor primer bisa tumbuh cukup besar tanpa menimbulkan gejala lokal seperti nyeri pinggang atau adanya massa di di dalam perut, karena itu kanker ginjal seringkali baru diketahui setelah terjadinya penyebaran.

Hematuria (adanya darah dalam air kemih) juga merupakan tanda yang sering ditemukan.
Jika seseorang menderita tumor metastatik dan sumbernya tidak dapat diketahui, maka kemungkinan besar tumornya berasal dari paru-paru atau ginjal.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Beberapa minggu sebelum fraktur patologis biasanya didahului dengan nyeri yang semakin menghebat.
Pada beberapa kasus, penderita mencoba untuk tidak menghiraukan atau menyangkal timbulnya gejala. Kadang lesi tulang yang nyeri dikatakannya sebagai otot yang tertarik atau kram.

Metastase kanker ginjal paling sering menyerang tulang belakang, tulang rusuk, tulang panggul dan tulang panjang bagian proksimal.
Metastase bisa terjadi beberapa tahun setelah lesi primernya diobati.
Ginjal kaya akan pembuluh darah, karena itu metatasenya juga mungkin kaya akan pembuluh darah sehingga bisa menimbulkan perdarahan hebat setelah dilakukannya biopsi.

Kanker ginjal dengan metastase ke tulang bisa merupakan suatu tumor yang sangat agresif dan penderita dengan beberapa lesi tulang memiliki prognosis yang buruk. Terapi penyinaran tidak efektif dan tidak ada kemoterapi yang dapat digunakan.
Rata-rata penderita mampu bertahan sekitar 12-18 bulan setelah penyakitnya terdiagnosis.

Kanker ginjal merupakan salah satu jenis adenokarsinoma metastatik yang bisa diatasi dengan pembedahan.
Stabilisasi ortopedik pada tulang yang lemah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya fraktur.


Kanker prostat metastatik

# Faktor resiko terjadinya kanker prostat: Usia lanjut (usia rata-rata penderita adalah 72 tahun dan sebagian besar terdiagnosis pada umur diatas 55 tahun)
# Riwayat keluarga dengan kanker prostat
# 2 kali lebih sering ditemukan pada pria Afro-Amerika.
Pada stadium lanjut, karsinoma prostat bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh, yang paling sering adalah ke kelenjar getah bening dan tulang.
Tulang yang paling sering terkena adalah tulang belakang, tulang dada, tulang panggul, tulang rusuk dan tulang paha.

Metastase ke tulang ditandai dengan adanya kelainan pada kepadatan tulang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan turnover tulang.
Aktivitas osteoblastik dan osteoklastik tulang meningkat, tetapi jumlah aktivitas osteoblastik melebihi osteoklastik.

Diagnosis kanker prostat biasanya ditegakkan berdasarkan adanya peningakatan kadar PSA dan atau prostat asid fosfatase atau pada pemeriksaan colok dubur teraba adanya benjolan.
Diagnosis biasanya diperkuat dengan hasil biopsi yang dipandu oleh USG transrektal.

Saat ini, PSA juga digunakan untuk sebagai pertanda yang paling berguna untuk menilai tingkat keterlibatan tulang pada kanker prostat.
Diagnosis metastase ke tulang diperkuat dengan pemeriksaan skening tulang.
Pertanda lainnya yang digunakan untuk menilai keterlibatan tulang (masih dalam taraf percobaan) adalah ICTP.

Metode yang digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah prostatektomi (pengangkatan prostat), terapi penyinaran dan terapi hormon.
Beberapa penderita dengan metastase seringkali membutuhkan pengobatan tambahan seperti terapi hormon tingkat dua, yang menyebabkan penekanan pembentukan androgen atau menghalangi aksinya pada kanker.
Pilihan lainnya adalah kemoterapi, terapi penyinaran dan bifosfonat, yang akan menyebabkan berkurangnya osteoklas dan mencegah pemecahan tulang.

Efektivitas bifosfonat dalam mengatasi kanker prostat metastatik masih dalam penelitian.
Pada penderita yang mengalami nyeri yang hebat, bisa diberikan narkotik.

Angka harapan hidup 5 tahun diperkirakan sebesar 8-10%.
60% penderita yang baru terdiagnosis diperkirakan hanya mampu bertahan selama 2 tahun.
Pemeriksaan dan skening tulang sebaiknya dilakukan secara rutin untuk mencegah memburuknya metastase menjadi fraktur patologis.

Seperti telah disebutkan diatas, yang paling sering terkena metastase adalah tulang belakang, tulang dada, tulang panggul, tulang rusuk dan tulang paha. Meskipun demikian, fraktur paling sering terjadi di korteks medialis dari tulang paha proksimal dan badan tulang belakang, karena kedua tempat tersebut menyangga beban yang berat.

Secara keseluruhan, angka kejadian fraktur patologis karena kanker prostat adalah rendah karena adanya reaksi pembentukan tulang (osteoblastik) oleh tumor.
Meskipun terjadi fraktur, kecepatan penyembuhannya mendekati tulang yang normal. Dengan penyembuhan yang normal ini, yang dikombinasikan dengan terapi penyinaran dan terapi hormonal, maka pembedahan untuk stabilisasi hanya perlu dilakukan pada 25% penderita yang mengalami fraktur patologis.

Metastase ke tulang yang didominasi oleh osteolitik jarang terjadi pada kanker prostat.
Lesi osteolitik pada kanker prostat memiliki resiko fraktur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lesi osteoblastik.
Penderita yang mengalami ancaman fraktur patologis bisa diobati dengan pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi atau terapi hormonal.

Onkologis (ahli tumor) dan ahli bedah ortopedik sebaiknya melakukan follow-up pasca pembedahan secara bersamaan karena sekitar 25% penderita akan mengalami metastase tulang lainnya.

DIAGNOSA
Seseorang yang menderita kanker di bagian tubuh lain dan mengalami nyeri tulang atau pembengkakan, biasanya akan menjalani pemeriksaan untuk tumor tulang metastatik.
Foto rontgen dan skening tulang dengan zat radioaktif bisa membantu menentukan lokasi dari tumor.

Jika gejala tulang lebih dulu timbul sebelum induk kankernya diketahui, maka pada keadaan ini, lokasi kanker asalnya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan biopsi.

Pemeriksaan CT lebih spesifik daripada skening tulang dan bisa membedakan antara lesi osteolitik dan lesi osteoblastik.
MRI merupakan metoda paling sensitif untuk mendeteksi metastase tulang karena sel-selnya dapat terlihat sebelum terjadinya reaksi lokal tulang.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis kankernya.
Ada kanker yang memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi saja, penyinaran saja atau kombinasi antara kemoterapi dan terapi penyinaran; tetapi ada beberapa jenis kanker yang tidak menunjukkan respon terhadap keduanya.
Pembedahan untuk menstabilkan tulang kadang-kadang bisa mencegah terjadinya patah tulang.

Lesi yang tidak memiliki resiko fraktur patologis, bisa diobati dengan penyinaran atau kemoterapi yang sesuai. Lesi yang memiliki resiko fraktur patologis, sebaiknya distabilkan melalui pembedahan elektif sebelum terjadinya patah tulang. Tujuan dari pembedahan adalah untuk mempertahankan stabilitas dan fungsi sistem otot-kerangka tubuh dan untuk mengurangi nyeri. Pembedahan darurat dilakukan pada metastase ke tulang belakang dengan tujuan untuk mempertahankan fungsi neurologis (persarafan).